Beberapa
waktu lalu, Majalah Sedap mendapat kehormatan untuk berkunjung ke
Australia atas undangan Meatlive Stock Australia (MLA). Kami
berkesempatan melihat proses peternakan sapi, sejak diternakkan hingga
siap dikirimkan ke sejumlah negara. Kualitas dan higienitasnya
betul-betul terjaga sempurna. Tak heran Australia menjadi salah satu
eksportir daging sapi terbaik di dunia.
MLA adalah organisasi non profit yang memiliki misi untuk mengedukasi
manfaat daging sapi Australia ke seluruh Dunia. Salah satunya dengan
bekerjasama dengan media massa untuk menyebarkan informasi bermanfaat
ini. Dalam kunjungan ke Australia kali ini, SEDAP mendapatkan informasi
seputar daging sapi. Mulai dari cara sapi diternakkan, proses produksi,
higienitas, hingga daging siap diekspor. Begitu juga proses pemotongan
daging yang terjaga kehalalannya. “Tujuannya untuk mendapatkan kualitas
makan (eating quality) yang maksimal dalam mengonsumsi daging sapi,”
ujar Aaron Lori, selaku Regional Manager MLA kawasan South East
Asia/Greater China.
Diternakkan secara alami
Sejak tahun 1788,
Australia dikenal sebagai negara pengekspor sapi, bahkan kini sudah
mengekspor hingga ke lebih dari 100 negara. Salah satu kunci
kesuksesannya terletak pada proses ternaknya yang alami, didukung dengan
iklim bagus, teknologi canggih, dan sistem yang terjaga baik sejak sapi
lahir, hingga siap ekspor.
Rumput yang tumbuh di Australia kaya kandungan karoten, dan bebas
pestisida. Sapi yang hidup di alam ini dibiarkan bebas menikmati pakan
rumput. Proses pemberian pakan sapi seperti ini disebut natural
grassfed. “Keistimewaan sapi yang diberi pakan alami akan menghasilkan
daging yang rendah lemak, bertekstur lembut, lebih kaya rasa, dan pasti
lebih sehat karena bebas bahan kimia,” imbuh Aaron.
Grainfed
Seluruh ternak sapi diberi makan rumput
alami (grassfed) hingga berusia 6 bulan. Setelah itu, sapi digemukkan
dengan pemberian pakan khusus berupa aneka biji-bijian. Proses
pemberian pakan ini disebut grainfed. Grainfed biasanya terdiri dari
canola meal, wheat, canola oil, dan berbagai jenis gandum. Takaran
komposisi pakan biji-bijian ini sudah diperhitungkan sehingga
menghasilkan daging berkualitas baik, di antaranya lebih tinggi protein,
rendah karbohidrat, kaya serat, dan rendah lemak.
Sapi yang sudah memasuki periode grainfed hidup bebas di tanah
peternakan yang luas. Kawasan ini dikenal dengan nama feedlot. Fungsinya
kurang lebih sebagai tempat menggemukkan sapi. Proses pemberian
grainfed di feedlot memiliki waktu yang berbeda-beda. Biasanya berkisar
antara 100 - 400 hari, tergantung kualitas daging yang diinginkan.
Semakin lama periode grainfed, maka daging yang dihasilkan akan semakin
bagus dan lezat. “Periode grainfed sangat tergantung permintaan pasar,”
ujar Geoff Pearson, pemilik TW Pearson&Son, salah satu feedlot
terbesar di Australia Barat.
Dibandingkan sapi diberi hanya diberi pakan rumput alami (grassfed),
maka sapi grainfed memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya tingkat
keempukan yang lebih baik, sebaran otot yang merata (marbleing), dan
kandungan omega 6 yang lebih tinggi dibandingkan sapi grassfed.
Food safety dan traceability systemDaging sapi
yang enak harus berasal dari sapi yang sehat, diolah dengan tepat, dan
terjamin keamanan pangannya. Lantas bagaimana caranya mengontrol ribuan
sapi agar terjamin kesehatannya? Ternyata peternak di seluruh Australia
menerapkan teknologi traceability system. Sesuai namanya, sistem ini
gunanya untuk menelusuri dan mengidentifikasi asal-usul ternak,
lokasinya, hingga gerakan sapi secara terpadu agar kualitas sapi
terkontrol sejak awal. ?Traceability system diterapkan dengan cara
memasang sebuah chip pada telinga sapi. Geoff menjelaskan chip pada sapi
tidak akan menyakiti sapi dan sudah dipasang sejak bayi sapi baru
lahir. “Chip akan terus terpasang di telinga hingga sapi siap dipotong,”
tambahnya.
Dengan teknologi ini, setiap sapi yang tidak sehat bisa
diindentifikasi melalui gerakan atau lokasi sapi berada. Begitu juga
data mengenai kapan dan di mana sapi dilahirkan. “Di Australia data
seekor sapi sangat penting,” tegas Geoff.
Harvey Abattoir
Setelah sapi diternakkan dengan
baik dan dinyatakan siap ekspor, maka ternak sapi akan dibawa ke tempat
pejagalan (abattoir). Salah satu tempat pejagalan ternama di Australia
adalah Harvey Beef yang tak asing lagi di dunia perdagingan Australia
karena menerapkan sistem pemotongan hewan yang canggih dan terjaga
kebersihannya. Perusahaan ini menguasai ekspor daging sapi ke lebih dari
30 negara seperti Jepang, Korea, Taiwan, Timur Tengah, Amerika, dan
termasuk pemasok terbesar ke Indonesia.
Salah satu keunggulan Harvey Abattoir adalah memisahkan areal proses
pemotongan sapi secara halal dan non halal. Sapi yang dipotong secara
halal dilakukan dan disaksikan moslem representative, dan dibuktikan
dengan sertifikat halal. Menurut Ralph Capone selaku Quality Assurance
Manager Harvey Beef, sapi yang ukurannya sangat besar tidak akan
memungkinkan disembelih secara Islam. Sapi ini akan langsung
dikategorikan sapi tidak halal. Caranya dengan menembak sapi raksasa ini
tepat di bagian dahinya.?Sementara sapi yang dipotong secara islam
dilakukan dengan cara menyembelih lehernya menghadap kiblat, dan
diproses sesuai syariah Islam. Ukuran sapi yang disembelih secara halal
usianya tak lebih dari 8 bulan – 1 tahun dengan rata-rata bobotnya
mencapai 150 kilogram. Sedangkan sapi muda (veal), beratnya tidak lebih
dari 70 kilogram saja.
Untuk proses menguliti dan pemotongan daging digunakan sistem
conveyor belt (rel berjalan). Sapi dikaitkan secara menggantung dengan
posisi leher di bawah sehingga lebih mudah dikuliti. “Selain lebih mudah
melakukan proses pengulitan, juga untuk menjaga higienitas proses
pemotongan sapi karena sapi tidak menyentuh lantai sama sekali,” sambung
Ralph.
Setelah dikuliti, sapi dipotong setiap bagiannya, di antaranya
potongan beef shin, topside, knuckle, rump, tenderloin, skirt,
striploin, cube roll, chuck, dan brisket (sanding lamur). Sedangkan
bagian jeroan sapi akan dikeluarkan, dipotong, dan dikemas tersendiri di
sebuah ruangan khusus agar tidak tercampur dengan bagian daging.
Daging sapi yang sudah dipotong, langsung dikemas dengan plastik
vakum. Tak ada satu potong daging pun yang dicuci dengan air. Proses
pemotongan dengan higienitas tingkat tinggi menjadi salah satu alasan
mengapa daging sapi Australia tak perlu dicuci dengan air. “Proses
pencucian daging dengan air justru bisa membuat daging terkontaminasi
bakteri,” tutur Ralph.
Proses pengemasan daging dilakukan secara otomatis melalui sebuah
mesin berjalan. Sebuah metal detector juga digunakan untuk mendeteksi
material lain yang mungkin menempel pada daging. Metal detector akan
berbunyi jika daging sapi yang melintas ternyata membawa kotoran atau
bahan lain yang dapat membahayakan konsumen. “Metal detector ini salah
satu prosedur untuk menjamin food safety yang wajib dilakukan,” tegas
Ralph.
Daging sapi siap ekspor seluruhnya dikemas secara vakum, dibekukan,
dan langsung diekspor. Pembekuan daging (freezing) merupakan salah satu
prosedur untuk mencegah pertumbuhan bakteri merugikan sehingga kualitas
daging tetap terjaga baik sampi di negara tujuan. Dalam sehari, Harvey
Abattoir sedikitnya memproses hingga 3 ribu ekor sapi. Semuanya
terkontrol dengan baik, higienis, dan memastikan daging dalam kondisi
terbaik sampai ke konsumen. Bravo daging sapi Australia!
"Saya Tunggu Komentar dan Saran Anda"
Sumber : http://www.sajiansedap.com